PENELITIAN SURVEI
Penelitian survei merupakan penelitian yang mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau interview supaya nantinya menggambarkan berbagai aspek dari populasi (Faenkel dan Wallen:1990 dalam Suharsimi Arikunto). Survei merupakan salah satu jenis penelitian yang banyak dilakukan oleh peneliti dalam bidang sosiologi, bisnis, politik, pemerintahan dan pendidikan.
Dalam survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Umumnya, pengertian survei dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Ini berbeda dengan sensus yang informasinya dikumpulkan dari seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sehingga alat pengumpulan data yang pokok.
Penelitian survei merupakan kegiatan penelitian yang mengumpulkan data pada saat tertentu dengan tiga tujuan penting, yaitu:
- Mendeskripsikan keadaan alami yang hidup saat itu
- Mengidentifikasi secara terukur keadaan sekarang untuk dibandingkan, dan
- Menentukan hubungan sesuatu yang hidup di antara kejadian spesifik
Penelitian survei diatas, di samping merupakan model penelitian yang paling banyak digunakan oleh peneliti sosial (Babbie, 1983) juga banyak digunakan dalam penelitian pendidikan. Dalam penelitian sosial banyak model yang masih tergolong sebagai model penelitian survei, misalnya survei penduduk, survei ballot atau survei pemungutan suara menjelang pemilihan umum.
Model penelitian ini merupakan metode paling baik guna memperoleh dan mengumpulkan data asli untuk mendeskripsikan keadaan populasi.oleh karena itu, banyak Negara termasuk pemerintah Indonesia, pada setiap sepuluh tahunan juga melakukan penelitian survei untuk menentukan status melalui sensus penduduk. Dari hasil survei tersebut pemerintah dapat melakukan pengelompokan data penduduk menurut kriteria yang diperlukan seperti kriteria umur, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan yang dimiliki. Semua data yang sudah di kelompokan secara rinci tersebut menjadi data induk yang sangat bermanfaat dalam memberikan masukan kepada para perencana pembangunan. Oleh karena demikian penting hasil survei tersebut, maka penelitian survei disebut sebagai penelitian status.
Kegunaan Penelitian Survei
Kegunaan dari penelitian survei antara lain:
- Untuk memperoleh fakta dari gejala yang ada
- Mencari keterangan secara faktual dari suatu kelompok, daerah dll
- Melakukan evaluasi serta perbandingan terhadap hal yang telah dilakukan orang lain dalam menangani hal yang serupa
- Dilakukan terhadap sejumlah individu/untit baik secara sensus maupun secara sample, dan
- Hasilnya untuk pembuatan rencana dan pengambilan keputusan
Jenis-Jenis Penelitian Survei
1. Survei Catatan
Jenis survei ini disebut survei of records, karena dalam kegiatan penelitian ini banyak menggunakan sumber-sumber yang berupa catatan atau informasi nonreaksi. Dalam penelitian nonreaksi ini, peneliti biasanya tidak banyak melibatkan jawaban langsung dari orang atau subjek yang diteliti. Survei model catatan ini mempunyai keuntungan disbanding dengan model lainnya, yaitu bahwa objektivitas informasi yang diperoleh lebih objektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Di samping itu, survei menggunakan sumber catatan ini mempunyai kelebihan lain, termasuk:
- Catatan merupakan sumber informasi yang tidak dapat bereaksi terhadap perlakuan yang diterima yang berasal dari peneliti
- Sumber-sumber yang ada murah, dan tidak berpindah-pindah tempat, sehingga lebih cepat di akses
- Catatan yang ada memungkinkan dilakukan perbandingan secara historis dan dilakukan analisis kecenderungan dari satu keadaan ke keadaan lain yang berbeda, dan
- Jika catatan tepat dan up to date, mereka dapat menjadi acuan perbandingan yang sangat baik
Disamping kelebihan seperti di atas survei menggunakan sumber catatan juga mempunyai kelemahan yang apabila peneliti tidak menyadari akan dapat meminimalkan efektivitas penelitian itu sendiri. Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh penelitian dengan survei catatan di antaranya sebagai berikut:
- Peneliti terhalang dengan sumber catatan yang memiliki sifat confidential atau rahasia Negara, kelompok atau mungkin juga pribadi
- Sumber-sumber catatan mungkin sekali tidak lengkap, tidak tepat, dan obsolete atau kadaluwarsa
- Adanya aturan untuk usia suatu catatan dapat diketahui publik sering membuat perbandingan tidak valid, misalnya catatan highly secret negara maka baru setelah masa 30 tahun, rahasia Negara tersebut dapat dibuka untuk diketahui publik
- Catatan dapat menyebabkan salah persepsi, utamanya jika peneliti tidak dapat menerangkan bagaimana catatan dikumpulkan dan diadministrasi
- Tujuan pencatatan biasanya tidak berhubungan dengan kegiatan survei. Oleh karena itu, peneliti perlu menyeleksi bagian informasi yang relevan dan menganalisisnya dengan menggunakan teknik yang tepat
- Catatan pada umumnya hanya berupa informasi faktual yang masih memerlukan kajian lebih lanjut guna mencapai kebermaknaannya
2. Survei Menggunakan Angket
Survei dengan menggunakan angket ini biasanya di distribusikan ke responden melalui jasa pos. Di negara-negara di mana masyarakatnya telah lebih maju tingkat pendidikannya, penelitian ini termasuk aman, tetapi untuk di Negara kita masih memerlukan pencermatan secara intensif. Walaupun demikian, sebaiknya kita perlu mengetahui keunggulan dan kelemahan penelitian survei yang menggunakan angket sebagai pengumpulan data.
Keunggulan
- Biaya murah
- Dapat menjangkau responden
- Dapat diadministrasi dengan lebih mudah
- Pengisian angket dapat merahasiakan nama responden
Kelemahan
- Tingkat pengambilan responden rendah
- Tidak ada kepastian bahwa pertanyaan dalam angket diketahui maksudnya oleh responden
- Tidak ada kepastian bahwa yang menjawab adalah responden yang dimaksud oleh peneliti
3. Survei Melalui Telepon
Pada penelitian ini, peneliti dengan menggunakan buku petunjuk telepon (buku kuning) menghubungi responden, kemudian mengatakan kepada mereka maksud dan tujuannya memperoleh informasi yang diinginkan adalah jawaban dari mereka.
Keunggulan
- Lebih murah
- Menghubungi responden dalam jumlah besar
- Waktunya fleksibel
- Dapat mencakup daerah tinggal yang lebih luas
- Responden merasa lebih mudah dalam berkomunikasi
Kelemahan
- Banyak penduduk yang belum mempunyai telepon
- Menggunakan hak kerahasiaan seseorang
- Hilangnya beberapa keuntungan yang ada pada wawancara langsung
- Strata masyarakat yang ada tidak dapat dijangkau generalisasi yang terwakili
4. Survei Menggunakan Wawancara Kelompok
Teknik ini mirip dengan wawancara perorangan. Peneliti dalam menggali informasi terhadap grup, memungkinkan terjadinya interaksi di antara anggota kelompok dan dengan peneliti, sehingga menghasilkan suatu gambaran yang lebih baik tentang keadaan subjek atau objek yang diteliti
Keunggulan
- Efisien dan Murah
- Hasil survei lebih merefleksikan tingkah laku kelompok dan merupakan hasil consensus atrar responden
- Menunjukan adanya bentuk interaksi kelompok dalam suatu lembaga
- Dapat merangsang produktivitas yang lebih tinggi di antara kelompok
Kelemahan
- Interaksi antar anggota dalam suatu kelompok, memungkinkan terjadinya rasa terintimidasi perbedaan yang ada dalam individual
- Terjadinya loyalitas kelompok yang dapat mempengaruhi keadaan kelompok tersebut
- Terjadinya manipulasi oleh anggota grup yang memiliki kelebihan
5. Survei dengan Melakukan Wawancara Individual
Pada penelitian dengan wawancara individual ini lebih berhasil apabila peneliti merasa tertantang untuk melakukan eksplorasi permasalahan dengan informasi yang terbatas
Keunggulan
- Bersifat personal
- Terjadinya wawancara yang mendalam dengan jawaban bebas
- Fleksibel
- Memperoleh informasi tambahan dari responden
- Lingkungan rumah juga dapat meningkatkan ketepatan teknik wawancara
Keunggulan
- Lebih mahal dan memerlukan waktu yang lama
- Manipulasi
- Konflik pribadi
- Keterampilan berwawancara
- Menyimpulkan hasil temuan wawancara
Karakteristik Penelitian Survei
Di bawah ini disajikan beberapa karakteristik penelitian yang bentuknya survei. (Nan Lin, 1976).
- Melibatkan sampel yang mampu mewakili populasi. Jadi teknik pengambilan sampelnya harus sampling probabilistic (sampel acak). Survei yang dilakukan terhadap populasi dinamakan sensus.
- Informasi yang dikumpulkan berasal langsung dari responden. Responden dapat menyatakan langsung pandangannya berdasarkan pertanyaan tertulis yang diberikan kepadanya (kuesioner), atau juga berdasarkan pertanyaan lisan (wawancara).
- Karena sampel harus representatif (mewakili populasi), maka ukuran sampelnya relatif banyak (sebanding dengan populasi), dibandingkan dengan metode lainnya.
- Penarikan data dilakukan dalam tatanan yang natural, apa adanya, sesuai dengan kondisi sebenarnya. Responden harus tidak boleh mengemukakan tanggapannya dalam lingkungan asing yang tidak nyaman, atau akrab dengan dirinya. Misalnya, kuesioner diisi di ruang khusus. Biasanya peneliti datang ke tempat kerja atau ke rumah responden.
Karena karakterisik yang demikian tadi, di mana melalui survei memungkinkan peneliti melingkup wilayah yang lebih luas, maka banyak penelitian sosial menggunakan metode ini. Pada dasarnya ada dua bentuk penelitian survei yaitu survei dengan cara wawancara, dan survei dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner).
Jenis Instrumen yang Di Pakai Untuk Penelitian Survei
Dalam penelitian survey, ada kecenderungan para peneliti untuk menggunakan satu metode atau lebih teknik pengumpulan data seperti wawancara, dokumentasi, check list dan angket atau kuesioner.
- Dalam penelitian survey, peneliti dimungkinkan menggunakan teknik wawancara kepada responden. Dalam melakukan wawancara ini mereka dapat menggunakan pedoman atau secara bebas melakukan wawancara dengan responden
- Dalam penelitian survey, peneliti juga dapat memanfaatkan dokumentasi yang ada sebagai seumber informasi atau catatan pribadi yang relevan untuk memperoleh data yang diinginkan
- Dalam penelitian survey, peneliti juga dimungkinkan melakukan observasi kepada responden yang diteliti. Untuk meningkatkan hasil observasi, mereka dianjurkan menggunakan daftar list yang telah dikembangkan atas dasar keadaaan subjek yang diteliti atau menggunakan alat bantu lain seperti, kamera film, foto, dan mencatat secara langsung
- Dalam penelitian survey, peneliti juga dianjurkan menggunakan angket kuesioner yang dikirmkan lewat pos, didistribusikan secara langsung atau menggunakan tes seperti tes pencapaian atau tes inventori
Cara yang Digunakan Untuk Mengolah Data
Kuesioner yang merupakan salah satu cara mengumpulkan data dalam penelitian survei belumlah dikatakan sebagai hasil penelitian, ia perlu diolah terlebih dulu. Dalam pengolahan data, jawaban yang terdapat di kuesioner, sebelumya perlu diberi simbol, berupa angka. Simbol ini selanjutnya disebut kode. Tahap-tahap pertama dalam mengkode adalah mempelajari jawaban responden, memutuskan perlu tidaknya jawaban tersebut dikategorikan terlebih dahulu dan memberikan kode kepada jawaban yang ada. Setelah itu kode-kode tersebut dimasukkan dalam buku kode. Selanjutnya, data yang sudah dimasukkan dalam buku kode digunakan untuk mengolah data secara komputer maupun manual. Untuk pengolahan data melalui komputer, kita dapat menggunakan program SPSS. Hasil pengolahan data selanjutnya digunakan untuk analisa data.
Langkah-Langkah Merancang Penelitian Survei
1. Pemilihan Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan (Mantra, 1983: 150). Dalam hal ini dapat dikemukakan sebuah contoh misalnya, tentang beberapa siswa sekolah yang rajin dan tekun belajar, tetapi setiap mengikuti evaluasi/ulangan mendapat nilai yang tidak memuaskan. Contoh lain dari fenomena yang sederhana namun masalahnya dapat menjadi kompleks adalah permasalahan anak remaja yang nakal. Banyak anak-anak yang bermasalah ini berasal dari keluarga terhormat, pengusaha kaya, pejabat, dan lain-lain. Padahal, seharusnya dari keluarga merekalah dilahirkan anak-anak yang baik dan berkualitas karena kehidupan mereka ini didukung oleh kekuatan materi yang besar.
Masalah ini dapat berasal dari berbagai macam sumber. Sumber-sumber masalah dapat berasal dari teori, pengamatan, pengalaman, atau gabungan antar ketiganya. Masalah akan jelas jika sebelumnya telah dilakukan telaah terhadap permasalahan. Dalam telaah masalah ini, kita memerlukan telaah pustaka tentang teori-teori yang berhubungan dengan masalah, telaah terhadap hasil penelitian yang berkaitan dengan masalah, pengamatan serta pengalaman yang ada. Teori-teori, pengalaman dan pengamatan yang telah dilakukan akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menjelaskan dan merinci masalah-masalah yang akan diteliti. Suatu pertimbangan yang perlu dipertimbangkan dalam melihat masalah yang kaitannya dengan pemilihan masalah adalah apakah kita ingin mengadakan penelitian yang bersifat terapan atau penelitian yang bersifat dasar.
2. Penetapan Tujuan Penelitian
Setelah memilih masalah penelitian selanjutnya menentukan tujuan survei. Dalam penelitian survei, tujuan penelitian adalah untuk menemukan jawaban atas suatu permasalahan. Jawaban ini dapat digunakan sebagai bahan rekomendasi terhadap suatu penyelesaian masalah atau membuat hipotesa baru untuk penelitian yang lain atau yang sama.
Format penulisan tujuan penelitian harus disesuaikan dengan masalah-masalah penelitian yang diajukan. Apabila terdapat tiga masalah penelitian, maka hendaknya jumlah point dari tujuan penelitian ini juga tiga buah. Hal ini menunjukkan adanya kesinambungan antara masalah dengan tujuan yang dicari dalam penelitian itu. Namun demikian, hal ini tidaklah sebuah harga mutlak yang tidak dapat diubah. Dapat saja terjadi, dalam penelitian tersebut terdapat tiga masalah namun tujuan penelitian terdapat empat buah.
3. Perumusan Kerangka Teori/Konsep
Dalam pikiran kita terbentuk pengelompokan-pengelompokan pikiran dari sejumlah ciri-ciri fenomena sebagai ide-ide yang abstrak. Dengan demikian, konsep-konsep ini dapat kita gunakan sebagai simbol-simbol yang kita pelajari (William, tt: 41; Sufi, 1999: 7). Sesungguhnya konsep-konsep ini berkaitan erat dengan kata-kata atau bahasa dalam wujud ucapan-ucapan dan tulisan-tulisan yang ada serta dimiliki oleh setiap manusia. Dengan kata lain, bahwa konsep-konsep ini merupakan perbendaharaan kata yang memiliki arti yang kita miliki.
Konsep ada yang sederhana dan ada pula yang sangat rumit. Misalnya, konsep seperti meja, kursi, kuda, mudah diterangkan; cukup dengan menunjukkan saja benda atau hewan yang dimaksudkan. Lain halnya, dengan konsep yang tidak dapat dilihat, karena merupakan pengertian abstrak. Konsep demikian yang dinamakan constructs, adalah sangat rumit, dan artinya hanya dapat diperoleh secara tidak langsung, dengan pengamatan dari gejala yang dapat dilihat berhubungan dengan konsep-konsep itu. Dalam ilmu sosial konsep macam constructs ini lah yang merupakan unsur utama dalam penelitian. Misalnya, konsep migrasi (seperti yang disebutkan di atas), kedudukan, peranan, kesadaran politik, nilai-nilai budaya, kebudayaan, dan sebagainya.
Pemilihan konsep-konsep yang tepat adalah sangat penting, tetapi rumit karena adanya sekian banyak konsep yang dapat dipilih. Karenanya, perlulah ditentukan ruang lingkup dan batas persoalan sehingga jumlah konsep yang bersangkut paut dengan persoalan juga dapat dibatasi. Dalam hal ini dapat diatasi dengan adanya kerangka teoritis dapat membantu dan meringankan pekerjaan peneliti.
Pemilihan, perincian, dan penegasan konsep masih merupakan taraf permulaan dari suatu penelitian; konsep itu masih bergerak di alam abstrak. Sekarang perlu diubah dalam bentuk yang dapat diukur secara empiris. Dengan kata lain, konsep itu harus diubah menjadi definisi operasional. Misalnya, konsep “kedudukan sosial ekonomis”. Dalam ilmu sosial sudah lumrah konsep ini mencakup tiga faktor, yaitu pekerjaan, pendidikan, dan penghasilan. Pertanyaan-pertanyaan yang diperlukan untuk memperoleh keterangan mengenai ketiga faktor tidak lah sukar lagi. Tiap jawaban diberi angka penilaian dan jumlah angka itu merupakan score yang menentukan dalam kategori mana si penjawab digolongkan. Kita dapat juga menggunakan kategori kedudukan sosio ekonomis, tinggi, sedang dan rendah. Apabila telah tercapai pengertian konsep, maka konsep mempunyai peranan yang besar dalam penelitian karena konsep inilah yang menghubungkan dunia teori dan dunia observasi, antara abstraksi dan realitas.
4. Pengajuan Hipotesa
Setelah kita tentukan konsep-konsep yang tepat, langkah selanjutnya adalah mencari hubungan antara gejala-gejala dan fakta-fakta, yang tercermin dalam konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian karena dalam penelitian survei tujuan yang akan dicapai adalah untuk menjelaskan suatu fenomena sosial atau alam tertentu. Rumusan yang menyatakan harapan adanya hubungan tertentu antara dua fakta atau lebih merupakan suatu hipotesa. Hipotesa ini dapat bersifat sementara, yang berarti suatu hipotesa dapat diubah atau diganti dengan hipotesa lain yang lebih tepat. Hal ini mungkin karena tergantung dari masalah yang diteliti dan konsep-konsep yang digunakan, berbagai hipotesa dapat diperoleh dari suatu teori.
Hipotesa ini dinyatakan dalam wujud hubungan antarvariabel (konsep yang telah diuraikan/didefinisikan). Suatu penelitian survei selalu ingin mencari jawaban atas keadaan tertentu atau mencari hubungan antar variabel-variabel yang ada. Jadi, dalam penelitian survei hipotesis sangat diperlukan untuk mencari jawaban dari tujuan penelitian. Seperti diungkapkan oleh Faisal (1992: 102), bahwa hipotesis penelitian baru diperlukan jika peneliti mempersoalkan hubungan antar variabel.
Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak dapat ditinggalkan karena merupakan instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil deduksi dari teori atau proposisi, hipotesa lebih spesifik sifatnya sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris. Misalnya, jika ingin menerangkan mengapa perbedaan hasil belajar diantara siswa yang aktif dalam kegiatan OSIS dengan yang tidak, maka hipotesa itu dapat disusun seperti “Siswa yang aktif dalam kegiatan OSIS memperoleh hasil belajar yang lebih rendah dibanding siswa yang tidak aktif dalam kegiatan OSIS”. Untuk itu, kita memerlukan teori yang menyatakan bahwa siswa yang kurang waktu belajarnya memperoleh hasil belajar yang kurang juga.
Suatu hipotesa selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih dan juga dinyatakan secara deklaratif. Pernyataan deklaratif yang dimaksud di sini adalah pernyataan yang dapat menyatakan arah hubungan di antara variabel-variabel yang dimasalahkan keterhubungannya (directional hyphotesis). Misalnya, para siswa yang aktif dalam kegiatan OSIS mempunyai hasil belajar yang lebih rendah dibanding siswa yang tidak aktif dalam kegiatan OSIS. Pernyataan deklaratif dalam rumusan suatu hipotesis penelitian juga dapat dilakukan dengan “tidak menyatakan arah hubungan” di antara variabel yang dipermasalahkan keterhubungannya (non-directional hyphotesis), misalnya ada perbedaan hasil belajar siswa yang aktif dalam kegiatan OSIS dengan yang tidak aktif. Hubungan tersebut dapat dirumuskan baik secara eksplisit maupun implisit. Pada contoh di atas, hipotesa tersebut menunjukkan hubungan antara dua variabel, yakni 1. variabel terpengaruh, hasil belajar; dan 2. variabel pengaruh, siswa aktif di OSIS sibuk.
Ciri utama dari variabel yang baik dalah kesederhanaan dalam perumusan, penggunaan variabel-variabel yang tegas, berbentuk sedemikian sehingga kebenarannya dapat diuji oleh peneliti lain. Adapun sumber dari hipotesa ini dapat diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan dugaan peneliti itu sendiri, hasil-hasil dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, serta teori-teori yang sudah terbentuk.
Hipotesa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesa kerja dam hipotesa penguji. Hipotesa kerja adalah suatu ide atau tanggapan mengenai langkah-langkah kemudian yang bermanfaat untuk dilakukan. Hipotesa kerja merumuskan suatu tanggapan mengenai arah penelitian dan bukan mengenai hasil penelitian. Kalau penelitian suatu sudah lebih maju, tanggapan yang lebih tegas dapat muncul mengenai penyelesaian masalah yang diteliti. Tanggapan inilah yang kita sangka mungkin memberi jawaban yang tepat mengenai persoalan kita dan kita menentukan langkah-langkah yang dapat dapat menguji tanggapan itu (Kaplan, 1964: 88-89; Tan, 1994: 24-25). Hal inilah yang dinamakan hipotesa penguji.
5. Pengumpulan Data
Data yang dicari dalam penelitian survei dikumpulkan melalui kuesioner. Dengan meneliti sebagian dari populasi diharapkan bahwa hasil yang diperoleh akan dapat menggambarkan seperti sifat populasi dari objek penelitian bersangkutan. Misalnya, jika mengambil rumah tangga sebagai sampel sedangkan yang diteliti adalah anggota rumah tangga yang bekerja sebagai petani, maka seluruh rumah tangga dalam wilayah penelitian disebut populasi sampling dan seluruh petani dalam wilayah penelitian disebut populasi sasaran (Palte, 1978; Mantra dan Kasto, 1989).
Dalam menentukan berapa besarnya sampel yang diambil untuk mendapatkan data yang representatif didasarkan pada empat faktor.
- Pertama, derajat keseragaman dari populasi. Makin seragam populasi, makin kecil sampel yang dapat diambil.
- Kedua, presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, makin besar jumlah sampel yang harus diambil.
- Ketiga, rencana analisa. Ada kalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi.
- Kempat, tenaga, biaya dan waktu. Kalau mengingat presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Namun apabila dana, tanaga dan waktu terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini berarti presisinya akan menurun.
6. Pembuatan Kuesioner
Pada penelitian survei, penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Hasil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan dari penelitian (Singarimbun dan Handayani, 1989: 175). Analisa data kuantitatif didasarkan kepada hasil kuesioner itu.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, dan memperoleh informasi dengan realiabilitas 4 dan validitas5 setinggi mungkin. Mengingat terbatasnya masalah yang dapat ditanyakan dalam kuesioner, maka peneliti hendaknya senantiasa perlu mengingat bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan memang langsung berkaitan dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
7. Pengolahan Data
Kuesioner yang merupakan salah satu cara mengumpulkan data dalam penelitian survei belumlah dikatakan sebagai hasil penelitian, ia perlu diolah terlebih dulu. Dalam pengolahan data, jawaban yang terdapat di kuesioner, sebelumya perlu diberi simbol, berupa angka. Simbol ini selanjutnya disebut kode. Tahap-tahap pertama dalam mengkode adalah mempelajari jawaban responden, memutuskan perlu tidaknya jawaban tersebut dikategorikan terlebih dahulu dan memberikan kode kepada jawaban yang ada. Setelah itu kode-kode tersebut dimasukkan dalam buku kode6 . Selanjutnya, data yang sudah dimasukkan dalam buku kode digunakan untuk mengolah data secara komputer maupun manual. Untuk pengolahan data melalui komputer, kita dapat menggunakan program SPSS. Hasil pengolahan data selanjutnya digunakan untuk analisa data.
8. Analisis Data
Suatu penelitian dilaksanakan didasarkan atas dasar keinginan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian atau untuk mengungkapkan fenomena sosial atau fenomena alami tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti harus terlebih dahulu merumuskan hipotesa, mengumpulkan data, memproses data, membuat analisa dan interpretasi. Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Efendi dan Manning, 1989: 263).
Dalam proses pengolahan data hasil kuesioner biasanya digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah dipahami. Selain itu, statistik dapat membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan (by chance), sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji apakah hubungan sistematis antara variabel-variabel yang diteliti, atau hanya terjadi secara kebetulan. Setelah data dianalisa dan informasi yang lebih sederhana diperoleh, hasil-hasilnya harus diinterpretasi untuk mencari makna dan implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian. Analisa data yang paling sederhana dalam statistik adalah analisa satu variabel (tabel frekuensi) dan analisa dua variabel (tabulasi silang).
Pada analisa satu variabel hanya dapat dipelajari satu sisi/dimesi dari perilaku umum yang berkaitan subjek penelitian, sedangkan pada analisis dua variabel (tabulasi silang) dapat dipelajari dua dimensi hubungan dua variabel. Pola antarvariabel di dalam analisa data mempunyai beberapa variasi. Dari segi arah hubungan dapat dibedakan antara hubungan positif dengan hubungan negatif. Dari segi bentuknya, hubungan dapat dibedakan antara hubungan lurus (linear) dan hubungan tidak lurus (curvilinear) dan hubungan antara hubungan satu arah (hubungan asimetris) dan hubungan dua arah (hubungan simetris).
9. Penarikan Generalisasi/Kesimpulan
Langkah terakhir dalam proses penelitian adalah generalisasi. Dari hasil pengolahan data dan analisis data dapat diketahui jawaban dari tujuan penelitian. Hasil analisis data digeneralisir untuk memperoleh kesimpulan atas usaha penyederhanaan data serta mempermudah pembacaan hasil untuk menjawab tujuan penelitian. Setelah proses generalisasi langkah selanjutnya adalah penulisan laporan.
10. Penulisan Laporan
Penulisan laporan penelitian merupakan tahap akhir dari setiap pekerjaan penelitian. Betapapun baiknya suatu penelitian yang telah dilaksanakan tidaklah akan banyak gunanya apabila hasilnya tidak dapat diketahui dan dinikmati oleh orang lain dalam bentuk apapun. Orang lain, hanya akan dapat menikmati hasil dari suatu penelitian apabila hasil itu disajikan kepada masyarakat umum. Penyajian itu pada umumnya dalam bentuk penulisan laporan penelitian. Namun dalam penulisan laporan ini perlu diingat bahwa penulisan laporan penelitian tidaklah sembarangan, tetapi dituntut aturan-aturan atau prosedur-prosedur tertentu agar hasilnya dapat dijadikan sebagai sebuah laporan ilmiah.
Seorang peneliti biasanya dalam membuat laporan hasil penelitian memperinci laporan itu dalam empat bagian utama, yaitu bagian pendahuluan, bagian menemukenali (identifikasi) lokasi penelitian, bagian isi karangan/tubuh karangan dan bagian penutup (Sufi, 1998: 2). Selain keempat bagian itu, ada juga peneliti yang mencantumkan lampiran-lampiran yang dianggap penting untuk menunjang hasil penelitian. Sebagai sebuah laporan ilmiah, untuk mempertanggungjawabkan penulisannya itu juga perlu pada bagian akhir laporan memberikan sejumlah bahan rujukan (daftar pustaka) yang telah digunakan untuk penelitian.
Dalam penulisan laporan penelitian perlu pula diperhatikan agar bagian-bagian yang disusun harus ada keseimbangan antara satu bagian dengan bagian lainnya. Misalnya, bagian yang tidak menjadi tujuan atau sasaran utama penelitian seperti bagian identifikasi, jangan lebih banyak uraiannya dari pada bagian inti karangan/tubuh karangan.